Pendidikan

Edukasi Inklusi di SDN 7 Tapa: Rangkul Asa Ajak Siswa Belajar Empati Lewat Permainan

SENANDIKA.ID – Di tengah isu maraknya bullying, Komunitas Rangkul Asa datang membawa solusi yang menyentuh hati melalui edukasi inklusi dini.

Pada Jumat, 31 Oktober kemarin, komunitas yang memegang teguh nilai inklusivitas ini menggelar program “Sapa Inklusi” di sekolah inklusi SDN 7 Tapa, Bone Bolango, sebuah kegiatan yang mengajak 120 siswa untuk melangkah dan “merasa” menjadi bagian dari dunia penyandang disabilitas.

Ini adalah kali pertama pengenalan inklusi diadakan di tingkat SD umum se-Provinsi Gorontalo, sebuah inisiasi yang lahir dari komitmen Rangkul Asa setelah didapuk menjadi penanggung jawab isu anak dan remaja di tingkat provinsi melalui kegiatan POJKA PUG & Pertemuan JMS oleh Provincial Lead SKALA.

“Kami tahu persis bahwa semua anak itu adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Anak disabilitas juga punya potensi, mereka punya kelebihan dan kemampuan. Tetapi terkadang kita hanya melihat dari bagian luarnya saja. Alhamdulilah, dengan kegiatan ini, mereka menjadi bagian yang sama-sama punya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan,” ujar Pengawas Bina SDN 7 Tapa.

Setelah sosialisasi yang mengajarkan bahasa isyarat dasar hingga cara berkomunikasi yang inklusif, puluhan siswa kelas 4, 5, dan 6 memasuki sesi paling seru, yakni gim inklusi. Mereka menjadi Pasukan Bebek, Ular, Monyet, Katak, dan Kucing, dan bersiap saling bertukaran memasuki tiga ruang tantangan.

Pertama, Ruang Tuli di mana mulut anak-anak ditutup dengan selotip ramah anak, memaksa mereka berkomunikasi sepenuhnya dengan isyarat. Mereka belajar tentang budaya Tuli dan rasa frustrasi saat kata tak bisa terucap.

Selanjutnya, di Ruang Daksa, anak-anak harus mengambil BISA (Bintang Asa) menggunakan sedotan, tanpa bantuan tangan. Pengalaman ini membuka mata mereka tentang tantangan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa fungsi anggota badan.

Terakhir, ada Ruang Netra. Satu anggota pasukan ditutup matanya, menjadi “netra” yang harus dipandu dengan suara teman-temannya mencari bintang yang disebar di taman bermain. Ruangan ini menanamkan rasa tanggung jawab dalam mendampingi dan mengarahkan teman yang berbeda.

Kepala Sekolah SDN 7 Tapa berharap, peserta didik bisa memahami materi yang disampaikan dan dipraktekkan dalam kehidupan mereka bersama anak disabilitas.

Founder Rangkul Asa, Yusrilsyah Limbanadi, juga menuturkan kegiatan ini bisa merangkul seluruh sekolah dan siswa tingkat awal di Provinsi Gorontalo, dan mendapatkan dukungan dari banyak pihak, baik lembaga pendidikan maupun pemerintah daerah.

Seluruh pengajaran dibungkus asyik dan adaptif dalam permainan, membuat anak-anak menyerap nilai-nilai inklusivitas tanpa merasa bosan dan digurui. Pasukan Bebek menang dengan perolehan 43 Bintang Asa dan mendapatkan hadiah dari Kaka dan Tata Rangkul Asa.

Melalui inisiatif berani ini, Komunitas Rangkul Asa tak hanya memberikan edukasi, tetapi menanamkan empati, memastikan generasi Gorontalo menjadi generasi yang merangkul, bukan memukul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button